Kenapa Presiden Jokowi Marah Soal Kinerja Ekspor Indonesia Di Posisi Bawah?

Bapak presiden kita mengungkapkan berita bahwa kondisi ekspor Indonesia di kawasan ASEAN berada di bawah negara Thailand, Malaysia bahkan Vietnam. Media mengatakan Presiden Joko Widodo marah, khususnya kepada menteri perdagangan dan bertanya mengapa bisa seperti ini. Di Tribun bahkan dikatakan Presiden semprot dua menteri. Padahal negara kita kaya, luas wilayah, kekayaan alam dan jumlah penduduknya pun terbesar jika dibandingkan negara ASEAN lainnya.

gambar: wikipedia.com

Kalau dalam pandangan saya yang tidak mengenal Pak Jokowi secara dekat, hanya secara umum saja dengan melihat ekspresinya, beliau itu tidak marah. Hanya media saja yang mungkin terlalu sensitif atau baper. Namun jika Bapak Presiden kita benar-benar marah, itu adalah sesuatu hal yang sangat lucu buat saya. Saya jadi kepikiran pada bapak Cikeas, mungkin kalo dalam suasana seperti ini beliau tidak marah, tetapi prihatin :).

Indonesia adalah negara demokrasi pancasila yang memiliki seorang presiden sebagai orang yang memimpin. Tidak tanggung-tanggung, di pundaknya nasib dan kehidupan 250 juta jiwa rakyat ditanggungnya. Lalu apa yang terjadi jika pemasukan negara menurun dan Beliau malah marah-marah? alis mata kiri saya kemudian berdiri dan muncul pertanyaan di dalam pikiran, "Ini orang pemimpin apa bos ya?".

Tetapi kemudian saya berprasangka baik bahwa penilaian saya adalah berdasarkan apa yang saya lihat, buka dari katanya-katanya, apalagi katanya Media. Seorang pemimpin yang baik selalu berpikiran ke depan akan nasib bangsanya. Beliau adalah seorang yang visioner. Tak hanya berpikir maju namun juga memiliki strategi dan praktek yang baik. Di hadapan rakyat, kolega dan sahabat beliau mampu mengangkat moral, selalu berpikir optimis namun juga realistis. Tidak hanya terlihat bekerja dan berkata besar ketika di depan kamera seolah-olah kerjaannya sangat berat dan keras namun hasilnya masih zonk, namun dia bekerja sungguh-sungguh.

Sebagai seorang manusia biasa seorang Presiden pasti juga punya batas, entah dalam hal fisik, batin ataupun akal, termasuk Pak Joko Widodo. Untuk membantu presiden dari keterbatasannya tersebut maka banyak dibutuhkan pembantu, yaitu para menteri ke bawahnya dengan kementerian dan perangkat yang dimilikinya. Seringkali menteri dan segala macam pembantu yang dimilikinya ini memiliki akal dan kepintaran yang melebihi Presiden, atasannya. Hal ini tentu sangat baik sekali karena akan sangat membantu presiden. Soal apakah perkataan sang pembantu dapat dipercaya atau tidak ya itu presiden pasti juga sudah tau bagaimana caranya lah, kecuali kalau tidak tau. Biasanya yang seperti ini, logikanya lah, berbagai masalah yang berkaitan dengan keprofesionalitasnya akan bisa diatasi kecuali kalo menterinya tidak sepintar presidennya.

film gie (reupload dari detik)
Saya kemudian teringat akan film "GIE", di mana dalam sebuah setting diperlihatkan Bung Karno melirik kepada seorang wanita yang mengantarkan makanan. Saat itu, dari berbagai tulisan juga mengatakan bahwa memang Bung Karno banyak disuplai wanita-wanita cantik oleh orang-orang sekitarnya. Kita tau juga saat ini bahwa istri Bung Karno memang banyak, begitu pula istana yang dibangunnya. Hal ini menandakan bahwa kelemahan seseorang jika sudah diketahui oleh kolega atau musuh dalam selimut maka itu adalah pertanda yang gawat. Lalu apa hubungannya dengan Pak Jokowi? Entah lah. Soal kelemahan pak Jokowi ya saya gak tau juga sih, taunya ya kalo bicara pakai metode pengulangan kata yang banyak dan lambat.

Lalu bagaimana kinerjanya hingga saat ini? Gak mudeg juga. Setau saya listrik naik terus, bbm juga naik, pajak naik, beras, garam impor, tetapi tol bertambah, jalan-jalan bertambah katanya, kapal pencuri ikan dibom habis, mau ada kereta api super cepat, dan lain hal yang hampir sama lah seperti sebelumnya. Dan satu lagi, katanya hutangnya masih banyak dan terus bertambah ya? Memang infrastruktur itu sangatlah penting untuk kedepannya. Semakin bagus trasport dan fasilitas semakin mudah kegiatan ekonomi berjalan dan prospek Indonesia semakin terlihat bagus. Tetapi kasihan ada puluhan orang suku asmat yang meninggal dan sakit karena gizi buruk, padahal kayaknya baru kemarin pak Jokowi susur jalan baru dengan gagahnya pake motor trail.

Nasib orang siapa tau. Mungkin dalam 50 tahun umurnya, 2 menit terakhir hidupnya semua impiannya bisa tercapai dan dia berjaya raya. Di sini hitungan kinerjanya dihitung secara agregat. Masa kerja presiden ini 5 tahun jadi mungkin baiknya dihitung kinerjanya secara agregat 5 tahun. Mungkin nanti 1 hari atau bulan atau minggu terakhir masa jabatan Pak Jokowi tiba-tiba hutang Indonesia Lunas, beras ekspor dan terjadi swasembada pangan, keadilan dan harta melimpah bagis meua rakyat, tidak ada yang kekurangan dan makmur sentosa, Bandatun thoyyibatun warobbun ghofur, titi tentrem kerto raharjo...aamiin. Gimana kalo tidak? Yo embuh!

Belum ada Komentar untuk "Kenapa Presiden Jokowi Marah Soal Kinerja Ekspor Indonesia Di Posisi Bawah?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel