Makhluk Modifikasi (GMO)
Apa itu GMO?
Menurut institute for responsible technology GMO adalah hasil dari sebuah proses dalam laboratorium di mana gen dari DNA sebuah spesies diekstrak dan secara artifisial dibentuk menjadi sebuah gen yang tidak memiliki hubungan dengan tumbuhan ataupun hewan. Gen asing yang disusupkan ini bisa dari bakteri, virus, serangga, hewan atau bahkan manusia. Organisme transgenik adalah sebutan yang biasa disematkan karena terjadi sebuah transfer gen di dalamnya.
Gambar tikus bertumor yang makan makanan dari monsanto
sumber gambar : http://ranjesmanurung.blogspot.co.id
Sementara itu penjelasan dari WHO mengenai GMO ini juga hampir sama. Pada intinya GMO dilakukan dengan tujuan agar sebuah organisme memiliki sifat baru dengan jalan transfer gen dari sebuah organisme lain yang memiliki sifat gen tertentu.
Kenapa dilakukan modifikasi genetik? Setiap orang atau badan yang melakukan tindakan ini memiliki tujuannya masing-masing namun yang pasti yaitu agar diperoleh sifat dari sebuah organisme yang beda, yang unggul, yang sesuai dengan kehendak pelaku modifikasi.
Dalam bahasan kita ini, kita akan lebih berfokus kepada GMO pangan, namun walaupun begitu tetap saja kita akan melihat pada hewan dan tumbuhan.
WHO menjelaskan kenapa dilakukan modifikasi organisme pangan, yaitu agar diperoleh keuntungan pada dua belah pihak, yaitu produsen dan konsumen dengan harapan produk yang dihasilkan akan memiliki harga yang relatif rendah namun dengan kelebihan yang jauh lebih banyak daripada produk non GMO misalnya dalam hal lama simpan dan nilai nutrisinya.
Contoh Produk GMO
Contoh mudah produk dari GMO ini adalah kedelai. Dalam sebuah artikelnya detik.com tertanggal mei 2017, mengungkapkan bahwa indonesia dalam sebulan bisa impor kedelai sebanyak 242 ton, mayoritasnya dari Amerika. Bisa dibayangkan gak oleh kalian bahwa makanan sehat yang biasa kalian makan sehari-hari yaitu tempe adalah produk turunan dari bahan GMO.
Dari tempo tertanggal 30 april 2014 disebutkan bahwa 90 persen kacang kedelai yang digunakan sebagai bahan tahu dan tempe diimpor dari amerika. Dalam artikel tersebut dikatakan bahwa indonesia merupakan imprtir terbesar kedelai dari amerika serikat.
Bahan aktif glifosfat
Amankah GMO bagi kesehatan kita? Pertanyaan ini dijawab oleh litbang pertanian dalam sebuah artikel yang dipublikasikan dalam websitenya tertanggal 17 november 2017. Di sana disebutkan bahwa kedelai gmo amerika adalah kedelai yang toleran herbisida berbahan aktif glifosfat. Perlu diketahui bahwa glifosat adalah herbisida berspektrum luas. Zat ini digunakan untuk pengendalian gulma, jadi banyak tanaman akan mati karena zat ini. Kedelai GMO dalam ladang di amerika serikat akan tetap hidup jika glifosat disebar di ladang, sedangkan tanaman lain yang dianggap gulma akan mati.
Kedelai GMO amerika ini dibuat melalui transfer gen epss dari agrobacterium sp strain CP4 dan telah dikomersilkan sejak tahun 1996. Menurut litbang pertanian, kedelai amerika di negara lain hanya sebagai pakan ternak, namun di indonesia dijadikan bahan pangan “sehat” yaitu tahu dan tempe. Terdapat kajian dari USDA amerika yang menyatakan bahwa enzim CP4 EPSPS dalam kedelai gmo adalah aman untuk pangan karena kadarnya sangat rendah namun juga bisa dicerna tubuh. Dinyatakan aman pula di kanada, jepang, eropa dan beberapa negara lain.
Membaca artikel di litbang ini saya kemudian bertanya-tanya, jika yang dicurigai tidak aman pada awalnya adalah enzim cp4 epsps tentu yang mencurigai pada awalnya juga berpikir dampak dari enzim tersebut. Lalu yang menjadi persoalan adalah bagaimana dengan kadar glifosatnya? Karena yang bisa membunuh tanaman lain adalah glifosat sebagai herbisida, bukan enzim CP4 EPSPS yang malah membuatnya menjadi toleran. Pertanyaannya lagi apakah amerika kebanyakan produsen kedelai masih menggunakan glifosat?
so..?
Dengan keterangan ini mungkin kita harus lebih banyak menelaahnya lagi dari berbagai kajian dan sudut pandang serta data-data yang ada, terkhusus dari pihak yang anti terhadap produk GMO yang banyak dari mereka juga merupakan kalangan terpelajar yaitu ilmuan dan profesional. Memang, dengan informasi ini sepertinya kedelai lokal terlihat lebih aman, asal tidak pake herbisida juga.
Selanjutnya kita nanti akan membahas mengenai perbandingan antara kedelai lokal NON GMO dan kedelai IMPOR GMO dari berbagai sudut, khususnya dalam hal kesehatan dan cita rasanya.
Belum ada Komentar untuk "Makhluk Modifikasi (GMO)"
Posting Komentar